Rabu, 01 Mei 2013

Subnetting Classfull dan Classless





1.    Classfull dan classless
IP Address merupakan sederetan angka-angka bersifat unik yang terdiri atas 32 bit dan terbagi menjadi 4 oktet, tiap oktet terdiri atas 8 bit.  IP address digunakan untuk memberi alamat suatu komputer dalam sebuah jaringan.
Pembagian IP Address di bagi menjadi 2, yaitu classfull dan classless.
Classfull merupakan metode pembagian ip address berdasarkan kelas IP Address yang sudah ditentukan dan dibagi menjadi 5 kelas yaitu kelas A, B, C, D dan E.
Kelas A = range byte pertama adalah 0 – 127. panjang netid 8 bit dan panjang host id 24 bit.

Kelas B = range byte pertama adalah 128 – 191.panjang netid 16 bit dan panjang host id 16 bit.
Kelas C = range byte pertama adalah 192 – 223. panjang netid 24 bit dan panjang host id sebanyak 8 bit.
Kelas D = range byte pertama 224 – 239. IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicast dan tidak digunakan untuk keperluan umum.
Kelas E = range byte pertama 240 – 255. Kelas E digunakan untuk keperluan penelitian.

Tiap IP address mempunyai satu kunci yg mengidentifikasi kelas
Class A : IP address mulai dg “0”
Class B : IP address mulai dg “10”
Class C : IP address mulai dg “110”
Class D : IP address mulai dg “1110”
Class E : IP address mulai dg “11110”

Classless merupakan metode pengalamatan ip address tanpa mengenal kelas dari ip address tersebut. Yaitu dengan cara menggunakan Classless-Inter Domain Rouing (CIDR) atau juga dapat dikenal dengan istilah panjang prefiks. Format pengalamatannya adalah dengan memberi tanda slash (/) di belakang alamat IP kemudian diikuti dengan variabel panjang prefiks.
Contoh: 172.26.78.3/28
172.26.78.3 = alamat IP, /28 = panjang prefiks (CIDR)
Dengan metode classless dapat menyederhanakan tabel routing dengan cara satu tabel routing dapat untuk beberapa jaringan sehingga menghemat penggunaan kapasitas router dalam membuat tabel routing. Selain itu, metode ini memungkinkan untuk menggunakan alamat IP kelas A dan B dengan panjang prefiks tertentu yang belum dipakai.

2.    Subnetting
Subnetting adalah suatu metode untuk memperbanyak network ID dari suatu network ID yang telah dimiliki.
a.    Fungsi Subnetting
Fungsi subnetting antara lain sbb:
1.    Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
2.    Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
3.    Pengelolaan yang disederhanakan.
4.    Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh,
Untuk contohnya kita bisa ambil kasus sebagai berikut : WAN yang menggunakan jaringan antar kota yang berbeda. lebih optimpal jaringan tersebut dengan subnetting.
b.   Proses Subnetting
Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain
1.    Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet maskMenentukan jumlah host per subnet
2.    Menentukan subnet yang valid
3.    Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet
4.    Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet
   

3. CIDR dan VLSM
CIDR adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting.
CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.


        Subnet Mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting
VLSM adalah teknik yang memungkinkan administrator jaringan untuk membagi ruang alamat IP ke subnet yang berbeda ukuran, tidak seperti ukuran Subnetting. Untuk menyederhanakan VLSM adalah dengan memecah alamat IP ke subnet (beberapa tingkat) dan mengalokasikan sesuai dengan kebutuhan individu pada jaringan. Hal ini juga dapat disebut IP tanpa kelas pengalamatan. Sebuah classful menangani mengikuti aturan umum yang telah terbukti berjumlah pemborosan alamat IP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar