1. Classfull
dan classless
IP Address merupakan sederetan angka-angka bersifat unik yang terdiri
atas 32 bit dan terbagi menjadi 4 oktet, tiap oktet terdiri atas 8 bit.
IP address digunakan untuk memberi alamat suatu komputer dalam sebuah jaringan.
Pembagian
IP Address di bagi menjadi 2, yaitu classfull dan classless.
Classfull
merupakan metode pembagian ip address berdasarkan kelas IP Address yang sudah
ditentukan dan dibagi menjadi 5 kelas yaitu kelas A, B, C, D dan E.
Kelas A = range byte pertama adalah 0 – 127. panjang netid 8 bit dan
panjang host id 24 bit.
Kelas
C = range byte pertama adalah 192 – 223. panjang netid 24 bit dan panjang host
id sebanyak 8 bit.
Kelas
D = range byte pertama 224 – 239. IP address kelas D digunakan untuk keperluan
multicast dan tidak digunakan untuk keperluan umum.
Kelas
E = range byte pertama 240 – 255. Kelas E digunakan untuk keperluan penelitian.
Tiap IP address
mempunyai satu kunci yg mengidentifikasi kelas
Class A : IP address mulai dg “0”
Class B : IP
address mulai dg “10”
Class C : IP
address mulai dg “110”
Class D : IP
address mulai dg “1110”
Class E : IP
address mulai dg “11110”
Classless merupakan
metode pengalamatan ip address tanpa mengenal kelas dari ip address tersebut. Yaitu dengan
cara menggunakan Classless-Inter Domain Rouing (CIDR) atau juga
dapat dikenal dengan istilah panjang prefiks. Format pengalamatannya adalah
dengan memberi tanda slash (/) di belakang alamat IP kemudian
diikuti dengan variabel panjang prefiks.
Contoh:
172.26.78.3/28
172.26.78.3 = alamat IP, /28 = panjang prefiks (CIDR)
Dengan metode classless dapat
menyederhanakan tabel routing dengan cara satu tabel routing dapat untuk
beberapa jaringan sehingga menghemat penggunaan kapasitas router dalam membuat
tabel routing. Selain itu, metode ini memungkinkan untuk menggunakan alamat IP
kelas A dan B dengan panjang prefiks tertentu yang belum dipakai.
2. Subnetting
Subnetting
adalah suatu metode untuk memperbanyak network ID dari suatu network ID yang
telah dimiliki.
a. Fungsi
Subnetting
Fungsi subnetting antara lain sbb:
2.
Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
3.
Pengelolaan yang disederhanakan.
4.
Membantu pengembangan jaringan ke
arah jarak geografis yang menjauh,
Untuk contohnya
kita bisa ambil kasus sebagai berikut : WAN yang menggunakan jaringan antar
kota yang berbeda. lebih optimpal jaringan tersebut dengan subnetting.
b. Proses
Subnetting
Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan
beberapa proses antara lain
1.
Menentukan jumlah subnet yang
dihasilkan oleh subnet maskMenentukan jumlah host per subnet
2.
Menentukan subnet yang valid
3.
Menentukan alamat broadcast untuk
tiap subnet
4.
Menentukan host – host yang valid
untuk tiap subnet
3. CIDR
dan VLSM
CIDR adalah
sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda
dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan
kelas E. Disebut juga sebagai supernetting.
CIDR merupakan
mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang
asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.
Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut
meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan. Sebagai contoh,
alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer yang
dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar. Dalam kenyataannya, para
pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu,
sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang
telah disediakan. CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan
alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan
cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap
jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya
tersedia untuk alamat IP kelas B.
Penulisan IP
address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24, Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask
255.255.255.0. /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask
diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT.
Subnet Mask yang bisa digunakan
untuk melakukan subnetting
|
VLSM adalah
teknik yang memungkinkan administrator jaringan untuk membagi ruang alamat IP
ke subnet yang berbeda ukuran, tidak seperti ukuran Subnetting. Untuk
menyederhanakan VLSM adalah dengan memecah alamat IP ke subnet (beberapa
tingkat) dan mengalokasikan sesuai dengan kebutuhan individu pada jaringan. Hal
ini juga dapat disebut IP tanpa kelas pengalamatan. Sebuah classful menangani
mengikuti aturan umum yang telah terbukti berjumlah pemborosan alamat IP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar